Sunday, August 12, 2012

ganja sebabkan kerusakan otak

ini bukan temuan baru, namun para ilmuwan Australia sekarang bisa membuktikan bahwa mengisap ganja dapat menyebabkan kerusakan otak dan mengurangi kemampuan untuk belajar. 

Menurut laporan situs news.com.au, untuk pertama kalinya peneliti juga bisa menunjukkan bahwa semakin muda seseorang mulai mengisap ganja, semakin buruk kerusakan otak yang dialaminya.
Para ilmuwan dari Institut Penelitian Anak-Anak Melbourne (MCRI) Universitas Melbourne dan Universitas Wollongong menggunakan metode scan MRI untuk memindai otak dari 59 pasien yang telah mengisap ganja rata-rata selama 15 tahun. Hasil pemindaian tersebut kemudian

Saturday, August 4, 2012

“kegalauan Politisi, Eksekutif dan yudikatif ??


                “kegalauan Politisi, Eksekutif dan yudikatif ??
    Negara ini tinggal menunggu tinggal menunggu masanya saja ibarat makanan expaired sudah akan jatuh temponya,disebabkan lemahnya ketiga lembaga di negara ini Eksekutif,Legislatif Dan Yudikatif.Ketiga kekuasaan tumpang tindih dalam kebijakan serta saling curiga ,dan lempar  masalah itu terjadi di republik ini. Banyak kasus hukum dan politik yang telah menggemparkan Indonesia. Mulai dari kasus Antasari, Cicak vs Buaya yaitu perseteruan antara Kepolisian Negara RI (Polri) dan Kejaksaan Agung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kasus Bank Century, Gayus Tambunan, dan sekarang adanya kasus Nazarudin. Pandangan bahwa hukum dalam hal ini adalah hasil dari politik berdasarkan fakta bahwa setiap produk hukum adalah hasil keputusan politik. Dalam kasus Bank Century ini keputusan yang dilahirkan dalam penyelesaiannya merupakan hasil keputusan politik yang sudah di tunggangi oleh sebuah partai politik ,

Thursday, August 2, 2012

APPLE

Salah seorang desainer senior Apple, Christopher Stringer, mengatakan bahwa iPhone dibuat oleh sekelompok desainer yang maniak. 

Tim yang terdiri dari 16 orang yang mendedikasikan banyak waktu untuk iPhone, dan produk Apple lainnya.

Tim desainer Apple adalah mereka yang telah berpengalaman selama 15 sampai 20 tahun. Berasal dari Inggris, Australia, Amerika Serikat, Jepang dan Jerman.

"Tugas kami adalah membayangkan produk yang tidak ada, dan membuatnya menjadi hidup," ujar Stringer yang datang sebagai saksi pertama kasus sengketa paten Apple melawan Samsung di Pengadilan Federal San Jose, California, Rabu (1/8/2012).

iPhone disebut-sebut sebagai gadget yang merevolusi industri smartphone. Apple menudingsmartphone Galaxy dari Samsung meniru desain dan

Wednesday, August 1, 2012

fakta yang sulit dipercaya


Terlalu banyak ketawa bisa menyebabkan kematian

Pada 24 maret 1975, Alex Mitchell, seorang penyemen bata dari king’s Lynn, tidak bisa mengentikan tawanya saat menonton episode Kungfu Kapes. Setelah 25 menit tertawa terus menerus, Mitchel akhirnya terjatuh di sofanya dan meninggal karena gagal jantung. Istrinya kemudian mengirim surat ke The Goodies untuk berterima kasih untuk memberikan momen terakhir yang menyenangkan suaminya.

Meninggal di toilet
George II dari Britain meninggal di dalam toilet pada 25 oktober 1760 dikarenakan terputusnya pembuluh arteri. Menurut catatan Horace Walpole, King George bangun pada pukul enam dan meminum minuman coklatnya. Jam 7 lewat 15 menit dia pergi ke closet kecil. Penjaga keamanan yang menunggu diluar mendengar bunyi dan berlari masuk ke dalam, kemudian menemukan Rajanya sudah meninggal di lantai.

Mengambil ingus dan memakannya mungkin saja menyehatkan
Mucophagy (yang artinya pemakan ingus) adalah pemakanan ingus, lendir, ataupun kelenjar lainnya yang berasal dari hidung. Beberapa penelitian menyarankan bahwa mucophagy mungkin saja kejadian alami dan bahkan kegiatan yang menyehatkan, yang membiarkan system pencernaan thd bakteri terakumulasi di dalam ingus, yang kemudian membantu memperkuat pertahan tubuh.

Ayam bisa dihipnotis dengan mudah
Seekor ayam dapat dihipnotis, atau di tidak-sadarkan dengan menahan kepalanya ke arah bawah, dan terus-menerus gambarkan sebuah garis sepanjang permukaan di bawah dengan sebuah tongkat atau jari, dimulai dari paruhnya dan lalu dilanjutkan lurus ke arah depan ayam. Jika Ayam terhipnotis dengan cara ini, ayam tsb akan tetap diam untuk waktu 15-30 menit, terus-menerus melihat garis itu.

 Setengah tomat, setengah embakau
Tomacoo menjadi kenyataan saat buah itu bisa diproduksi pada 2003. Terinspirasi dari film The Simpsons, Rob Baur dari Lake Oswego, Oregon berhasil menanamkan bibit tomat ke dalam akar tanaman tembakau, yang bisa menyatu dikarenakan kedua tanaman tersebut berasal dari family yang sama.


sigale gale


Sigale gale adalah sejenis patung yang diukir menyerupai manusia yang terbuat dari kayu, yang dapat digerakkan seperti cara seseorang dalang untuk memainkan wayang golek dalam suku jawa, tetapi permainannya hanya dalam gerak ( tortor / tari ) diiringi oleh musik gondang sabangunan.
Kayu yang sudah siap diukir menyerupai manusia ini di buatlah di setiap persendiannya seperti ikatan dari benang misalnya di leher, lutut tangan dan kaki dan jari  jemari tangan tersebut lalu dirangkai dengan sedemikian rupa, dan tali temali tersebut disambungkan dengan seseorang atau beberapa orang dalang yang akan memainkannya namun sebelumnya bahwa patung tersebut telah diberi berpakaian lengkap seperti pakaian adat suku batak, sehingga si gale gale ini dapat menari adalah tergantung kepada orang yang mengatur tali temali yang menggerakkan bagian – bagian tertentu dari Sigale gale itu yang disesuaikan dengan irama gendang ( gondang ).
 Menurut legenda suku batak, sejarah Sigale gale dapat dikisahkan sebagai berikut, pada jaman dahulu kala hiduplah satu keluarga yang menyandang gelar Raja di kampungnya yang bernama “ Raja Rahat “ dan Raja ini sudah terkenal dimana – mana karena memiliki harta yang berlipat ganda, namun hanya memiliki keturunan seorang anak laki – laki.Pada suatu  hari, anaknya ini meninggal.raja pun menyuruh pengawalnya mencari tukang ukur kayu.setelah itu  sang raja pun menceritakan niatnya agar tukang ukir kayu tersebut dapat mengukir sebuah patung manusia yang menyerupai anaknya dalam waktu selama tiga hari saja, sang tukang ukir kayu ini pun dapat menyanggupi permintaan sang raja. Dalam pencariannya, sang kudun ( tukang ukir kayu ) ini melihat sebatang pohon yang tidak bercabang dan tidak berdaun dan besarnya sebesar tubuh manusia di dalam hutan, sang dukun pun menebang kayu tersebut karena sesuai dengan pesanan sang raja, lalu sang dukun melukis pohon itu dan mengukirnya berbentuk manusia, seolah – olah seperti manusia yang hidup dan bentuknyapun bertambah cantik setelah diberi berpakaian lengkap dengan perhiasannya.
Alangkah gembiranya hati sang raja Rahat setelah melihat patung itu, karena benar – benar mirip dengan anaknya yang sudah meninggal, rasa sedih hati sang raja pun dapat terobati maka dilaksanakanlah acara adat pemberangkatan dengan menabuh gendang untuk memberangkatkan anaknya ke pekuburan untuk dikebumikan, dan patung tersebut digerak – gerakkan tukang ukir kayu inilah sambil menari – nari dengan mengikuti irama gendang ( ogung ) tadi,


makalah transmigrasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk terpadat setelah Cina, India, Uni Sofyet, dan Amerika Serikat. Dari seluruh jumlah penduduk Indoensia, 60% nya tinggal di pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari luas daerah Indonesia. Oleh karena itu, ada upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Upaya yang dilakukan adalah transmigrasi (Ismawan dalam Swasono;1986).
Transmigrasi penduduk tersebut sudah dikenal sejak tahun 1905, pada masa pendudukan Belanda. Desa Gedong Tataan di Lampung merupakan basis pertama kolonisasi petani Jawa di daerah luar pulau Jawa (Sayogyo dalam Swasono;1986). Transimgarasi mempunyai arti sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya di dalam wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menetap yang berguna dalam kepentingan pembangunan nasional yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Munir dalam Swasono;1986).
Ada dua macam transmigrasi, yaitu transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang sepenuh biayanya ditanggung oleh pemerintah (Swasono;1986). Sedangkan transmigrasi swakarsa secara harfiah adalah transmigrasi yang dilaksanakan atas dorongan sendiri, dengan kemauan dan biaya ditanggung sendiri, berpindah dari daerah asal dan menetap di daerah transmigrasi (Warsito et.al;1995). Transmigrasi merupakan tumpuan harapan bagi berbagai pihak, tidak lagi menjadi tumpuan bagi petani kecil saja (Swasono, 1986).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah transmigrasi yang terjadi di Indonesia?
2.      Bagaimanakah pola transmigrasi yang berjalan di Indoensia?
3.      Bagaimanakah pengaruh transmigrasi penduduk terhadap daerah transimigrasi di Indonesia?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui bagaimana transmigrasi swakarsa yang terjadi di Indonesia.
2.      Mengetahui pola transmigrasi swakarsa yang terjadi di Indoensia.
3.      Mengetahui pengaruh transmigrasi penduduk terhadap daerah transmigrasi di Indonesia.
BAB II
TRANSMIGRASI
Transmigrasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan. Titik pusat penyelenggaraan transmigarasi adalah manusia. Program pelaksanaan transmigrasi memungkinkan untuk melaksanakan pemerataan pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial kepada golongan penduduk yang selama ini tidak terjamah oleh fasilitas-fasilitas sosial tersebut. Transmigrasi juga berfungsi untuk mempercepat perubahan pengelompokan dan penggolongan manusia dan membentuk jalinan hubungan sosial dan interaksi sosial yang baru (Martono dalam Swasono;1986).
Sedangkan menurut Heeren (1979), “transmigrasi ialah perpindahan, dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya dalam batas Negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang”.
Transimgrasi membantu pemerintah dalam pengembangan daerah. Daerah yang dibangun dalam transmigrasi adalah daerah asal dan daerah tujuan. Di daerah asal dapat dilaksanakan program pembangunan yaitu pelaksanaan landreform[1]secara konsekuen, pelaksanaan proyek-proyek pembangunan, pelestarian alam dan lingkungan hidup, perubahan pola usaha tani, pencegahan korban-korban bencana alam, pengurangan kepadatan penduduk, dan pengurangan urbanisasi. Sedangkan di daerah tujuan dapat dilaksanakan program penambahan tenaga pembangunan, perubahan dana-dana dan sarana pembangunan, transfer teknologi, pelaksanaan landreform secara konsekuen, pembudidayaan potensi alam, dan pembaharuan pola hidup (Martono dalam Swasono;1986).
Transmigrasi umum ditanggung oleh pemerintah, dimulai dari pendaftaran, dan seleksi hingga tempat tinggal transmigran. Pada tahun 1956, pemerintah memberikan pinjaman kepada transmigran. Pada  delapan bulan awal, mereka mendapatkan pangan dan sandang dari pemerintah, namun mereka membayar pinjaman tersebut selama 3 tahun.
Salah satu pola transmigrasi yang berjalan di Indonesia adalah transmigrasi swakarsa. Ciri-ciri dari transmigrasi swakarsa adalah sebagai berikut (Sujarwadi dalam Warsito et.al;1995):
1.      Pemilihan tanah harus sesuai dengan ketentuan pemerintah
2.      Perpindahan transmigran swakrsa/spontan harus sesuai dengan kebijakan kependudukan dan pembangunan.
3.      Tersedianya sumber penghidupan yang tetap dan lebih baik serta menjamin masa depan generasi berikutnya di daerah tujuan.
4.      Keputusan untuk bertransmigrasi diambil atas dasar kemauan sendiri dan keyakinan akan hidup yang lebih baik di daerah transmigrasi.
5.      Transmigran yang bersangkutan menyadari keberhasilan hidupnya di daerah transmigrasi menjadi tanggung jawabnya sendiri.
6.      Penyediaan sarana dan prasarana diatur oleh pemerintah.
Pada transmigrasi swakarsa diharapkan penduduk yang bertransmigrasi bisa merasakan kesejahteraan. Kesejahteraan tidak hanya dalam aspek ekonomi saja, akan tetapi juga dalam aspek sosial budaya. Terciptanya suasana yang aman dan tenteram, semakin mantapnya kewaspadaan masyarakat dalam menanggulangi setiap ancaman merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan (Mutalib dalam Swasono;1986).
Keberhasilan transmigran swakarsa disebabkan oleh akal daya dan kewiraswataan mereka yang memungkinkan mereka melihat dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan guna memperbaiki hidup mereka (Hardjono;1982b dalam Warsito et.al;1995).
Adanya transmigrasi swakarsa ini didorong oleh faktor menyempitnya lapangan pekerjaan di bidang pertanian di Jawa. Sedangkan di daerah tujuan, lahannya luas ,subur, mudah diolah dan relatif murah. Selain itu, faktor pendukung adanya transmigrasi adalah karena usaha yang dilakukan diluar sektor pertanian tidak dapat memperbaiki kehidupannya karena tidak sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Hal tersebut mendorong mereka untuk berpindah ke daerah luar Jawa.
BAB II
POLA TRANSMIGRASI
Menurut Sujarwadi dalam Warsito et.al (1995) variabel yang digunakan untuk menentukan pola-pola transmigrasi swakarsa adalah menurut bidang usahanya, menurut pembiayaannya, dan menurut tipe dan lokasi.
1.      Menurut bidang usaha
1.      Pola usaha tani tanaman pangan, yang terdiri atas pertanian keluarga dan pertanian perusahaan.
2.      Pola usaha perkebunan, terdiri atas perkebunan rakyat perorangan dan koperasi serta perkebunan inti.
3.      Pola usaha peternakan rakyat perorangan dan koperasi, ranch/inti.
4.      Pola usaa perikanan terdiri atas penangkapan ikan di laut dan budidaya ikan di air tawar.
5.      Pola usaha industri/kerajinan rakyat dan industri kecil/ringan.
6.      Munurut pembiayaannya
1.      Dibiayai dengan APBN, terbatas untuk kegiatan instansi pemerintah yang bersifat bantuan.
2.      Non APBN:
1.      Dibiayai transmigran yang bersangkutan atau orang/badan yang mensponsori.
2.      Dalam hal transmigrasi swakarsa yang berkaitan dengan program investasi, biaya diperoleh dari lembaga/perusahaan yang bersangkutan, perbankan atau dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
3.      APBD, dibiayai dari anggaran pemerintah daerah asal atau daerah transmigrasi.
4.      Menurut tipe dan lokasi
1.      Transmigrasi susulan keluarga/kenalan yang telah bermukim sebelumnya.
2.      Transmigrasi swakarsa penunjang pembangunan daerah.
3.      Transmigrasi penunjang investasi perusahaan.
Pada transmigrasi swakarsa pemerintah tidak menanggung biaya perpindahan transmigran, tetapi harus menyediakan prasarana dan sarana proyek pemukiman termasuk tanah.
BAB IV
PENGARUH  TRANSMIGRASI TERHADAP DAERAH TRANSMIGRASI
Transmigrasi diharapkan tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk sesuai dengan daya tampung sosial, agraris dan ekologis. Daya tampung sosial adalah jumlah yang dapat ditampung di suatu daerah tanpa menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang berarti (Heeren, 1979). Pada proyek-proyek transmigrasi tertentu beberapa konflik antara transmigran dan penduduk asli telah terjadi, bahkan diantaranya telah terjadi pertumpahan darah (Kompas, 1976 dalam Heeren, 1979).
Dengan pola apapun dilaksanakannya transmigrasi, benturan atau konflik akan tetap terjadi. Diantaranya adalah adanya benturan budaya antara yang asli dan pendatang. Permasalahan ini adalah permasalahan berat yang tidak mungkin dihindari (Wirosardjono dalam Swasono;1986). Penduduk asli memiliki berbagai sikap terhadap transmigran, ada sikap yang senang menerima pendatang dan ada yang tidak menyukai kedatangan transmigran. Contohnya adalah masalah transmigrasi di Lampung yaitu antara transmigran Jawa dengan penduduk asli. Penduduk Lampung menghina penduduk jawa yang miskin, sedangkan masyarakat Jawa jarang atau hampir tidak pernah melakukan kontak dengan masyarakat lampung (Heeren, 1979).
Adanya sengketa tanah yang terjadi antara penduduk asli dan pendatang dan antar sesama transmigran merupakan salah satu masalah lain yang timbul akibat transmigrasi (Kustadi dalam Warsito et.al;1995). Contohnya di Luwu, penduduk asli merasa dirugikan karena kehilangan hak atas bidang-bidang tanah tertentu. Ada juga kasus lainnya, penduduk asli mendapatkan tanah pengganti yang jauh dari desa (Heeren, 1979). Akibat transmigrasi penduduk, daerah transmigrasi semakin padat karena membanjirnya transmigran. Selain itu, letak daerah transmigran yang terpencil sehingga sulit untuk dicapai, dan hasrat penduduk yang ingin bertransmigrasi menjadi masalah di daerah asal sehingga penduduk tersebut cenderung menggunakan calo.
Penduduk asli merasakan perasaan iri, karena fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada transmigran, tetapi tidak pernah diberikan oleh pemerintah kepada penduduk asli. Penduduk merasa tidak enak dengan adanya transmigran. Dengan adanya transmigran, mereka akan menjadi minoritas didaerah mereka sendiri (Heeren, 1979).
Di daerah luar Jawa, umumnya para petani masih menggunakan sistem ladang berpindah yang membutuhkan lahan yang luas. Seharusnya mereka merubah cara berpikir mereka dalam sistem bertani. Namun, adat istiadat yang masih dipegang teguh menghambat kemerdekaan berpikir mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan mereka mulai menjual harta-harta pusaka mereka yang berupa tanah kepada orang-orang di kota dan transmigran. Akibatnya, mereka tidak lagi punya usaha dan pergi dari kampungnya. Mereka mencari pekerjaan lain, diantaranya bekerja diperusahaan-perusahaan pertanian. Namun, mereka kalah saing karena pendatang baru sudah terbiasa dalam menggunakan alat-alat modern. Banyak diantara mereka yang menjadi pengangguran yang mengakibatkan peningkatan kriminalitas.[2]
Bertambahnya penduduk daerah tujuan transmigrasi mengakibatkan kurangnya rasa gotong royong dan kekompakan penduduknya. Bila diadakan pemilihan kepala desa akan merugikan penduduk asli karena mereka masih menggunakan sistem kesukuan. Mereka mengajukan calon di tiap-tiap suku, sedangkan penduduk asal Jawa mengajukan satu calon.3[3]
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
. Pola-pola transmigrasi dilihat dari tiga variable yaitu menurut bidang usaha, pembiayaan dan tipe dan lokasi.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan transmigrasi adalah adanya benturan budaya yang terjadi antara daerah asli dengan pendatang, adanya persengketaan tanah antara penduduk asli dan pendatang, pertambahan jumlah penduduk yang pada awalnya hanya sedikit, menjadi lebih padat.
3.2 SARAN
Dengan adanya penulisan makalah ini, diberikan saran yaitu memberikan perhatian terhadap daerah-daerah transmigrasi sehingga tercapainya tujuan pemerintah yaitu adanya keseimbangan jumlah penduduk, perluasan kesempatan pekerjaan dan pendidikan. Selain itu, saran penulis agar makalah ini bisa dilanjutkan sebagai bahan penelitian.

pengertian,sejarah tujuan transmigrasi


I.                   TRANSMIGRASI
Pengertian
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya sama sekali.
Transmigrasi di Indonesia biasanya diatur dan didanai oleh pemerintah kepada warga yang umumnya golongan menengah ke bawah. Sesampainya di tempat transmigrasi para transmigran akan diberikan sebidang tanah, rumah sederhana dan perangkat lain untuk penunjang hidup di lokasi tempat tinggal yang baru.

Sejarah
Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Kritik mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para transmigran untuk menggantikan populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan separatis lokal. Program ini beberapa kali menyebabkan persengketaan dan percekcokan, termasuk juga bentrokan antara pendatang dan penduduk asli setempat.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut:
a.       Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan
b.      Mendukung kebijakan energi alternatip (bio-fuel)
c.       Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia
d.      Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan
e.       Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan

Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan transmigran Penduduk Asal (TPA).
Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia]] Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah beberapa Keppres dan Inpres pendukung.

Tujuan Diadakan Transmigrasi
            Adapun tujuan diadakannya transmigrasi adalah sebagai berikut:
a.       Untuk meratakan persebaran penduduk di seluruh wilayah nusantara
Karena sebagin besar penduduk terfokus di suatu wilayah seperti kota besar atau pulau yang memiliki kesempatan kerja atau kesempatan hidup besar. Sehingga agar di kota atau pulau yang dianggap maju tersebut tidak terjadi kepadatan penduduk yang tinggi maka perlu di lakukan penyebaran penduduk dengan cara transmigrasi.
b.      Untuk pertahanan dan keamanan / hankam lokal nasional
Karena pada umumnya di dearah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi banyak terjadi tindak kriminalitas yang tinggi pula.
c.       Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan kesempatan merubah nasib.
Karena pada umumnya orang-orang diberikan kesempatan transmigrasi merupakan kalangan menengah kebawah maka dengan adanya program transmigrasi diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup karena oleh pemerintah mereka diberikan fasilitas yang menunjang seperti rumah, lahan untuk digarap dan hasilnya dapat mereka nikmati, dan masih banyak lagi

Jenis-jenis / Macam-macam Transmigrasi
            Berikut ini adalah jenis-jenis transmigrasi:
a.       Transmigrasi Umum
Transmigrasi umum adalah program transmigrasi yang disponsori dan dibaiayai secara keseluruhan oleh pihak pemerintah melalui depnakertrans (departemen tenaga kerja dan transmigrasi).
b.      Transmigrasi Spontan / Swakarsa
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah padat ke pulau baru sepi penduduk yang didorong oleh keinginan diri sendiri namun masih mendapatkan bimbingan serta fasilitas penunjang dari pemerintah.
c.       Transmigrasi Bedol Desa
Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan secara masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur desanya pindah ke pulau yang jarang penduduk. Biasanya transmigrasi bedol desa terjadi karena bencana alam yang merusak desa tempat asalnya.

Syarat untuk menjadi Transmigran
            Syarat untuk menjadi Transmigran adlah sebagai berikut :
a.       Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili di wilayah Negara Republik Indonesia.
b.      Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga.
c.       Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.
d.      Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
e.       Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.
f.       Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.
g.      Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama antar daerah.
h.      Menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai transmigran.
i.        Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Lulus dari Tim yang diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.

Kebaikan Dan Keburukan Transmigrasi
Keuntungan diadakannya transmigrasi adalah:
a.       Terjadinya penyebaran penduduk.
b.      Terciptanya lapangan pekerjaan.
c.       Meningkatnya taraf hidup rakyat.
d.      Terciptanya pengembangan kawasan baru.
e.       Mengurangi angka kriminalitas
Keburukan diadakannya transmigrasi adalah:
a.       Daerah tempat transmigrasi umumnya sangat jauh dari kota (pedalaman).
b.      Minimnya Fasilitas Umum.
c.       Pemberian fasilitas tidak dilakukan secara berkesinambungan.
d.      DLL.

Jadi transmigrasi merupakan suatu alternatif yang dapat mengatasi masalah kepadatan kependudukan dan pemerataan pembangunan. Tapi hendaknya hal ini juga diimbangi dengan pemberian fasilitas yang layak dan memadai bagi penduduk yang melakukan transmigrasi agar mereka merasa nyaman dalam mengelola tempat dan lahan yang mereka miliki.
Fasilitas yang harus ada dan disediakan bagi para transmigran antara lain, sarana pendidikan, tempat perdagangan, fasilitas informasi, kebersihan, dan sarana penunjang lainnya. Sarana-sarana tersebut diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan produktifitas para transmigran. Dan diharapkan dengan adanya transmigrasi akan membuat kepadatan penduduk berkurang.

Faktor-faktor Penyebab Dilaksanakannya Transmigrasi
1.      Faktor kependudukan, Indonesia mengalami permasalahan di antaranya persebaran penduduk yang tidak merata. Penduduk Indonesia 61,1 % tinggal di Pulau Jawa dan Madura, sedang luas Pulau Jawa dan Madura hanya 6,9% dari luas seluruh wilayah Indonesia. Jelas  bahwa Pulau Jawa berpenduduk sangat padat, sedang pulau-pulau lain, seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya berpenduduk sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya pemerataan melalui program transmigrasi. Daerah berpenduduk padat yang merupakan daerah asal transmigrasi adalah Pulau Jawa, Bali, dan Pulau Lombok.
2.      Faktor ekonomi, sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian, sedang para petani di Jawa rata-rata hanya memiliki lahan 0,3 hektar. Idealnya petani paling sedikit  harus memiliki 2 hektar lahan. Bahkan, banyak petani di Jawa yang tidak memiliki lahan sehingga terdapat banyak pengangguran tidak kentara, sedang pulau lain kekurangan tenaga untuk mengolah lahan.
3.      Faktor lain dilaksanakannya transmigrasi adalah karena bencana alam, daerahnya rawan terhadap bencana alam, daerahnya terkena proyek pembangunan misalnya akan dibangun waduk.

Pemilihan Lokasi Transmigrasi
Awalnya program transmigrasi dikhususkan untuk memindahkan penduduk dari pulau Jawa, Madura, dan Bali yang memiliki persoalan kepadatan penduduk yang sangat tinggi, ke pulau-pulau lain yang kepadatan penduduknya masih cukup rendah. Para transmigran dari pulau Jawa kebanyakan memilih pulau Sumatera, dan transmigran dari pulau Madura lebih terkonsentrasi ke pulau Kalimantan. Sedangkan transmigran dari pulau Bali lebih memilih pulau Sulawesi sebagai tujuannya. 
Namun seiring dengan perkembangan pembangunan di daerah yang cukup pesat, dan juga perimbangan keuangan antara pusat dan daerah melalui kebijakan Otonomi Daerah, maka pulau-pulau yang tadinya menjadi tujuan program transmigrasi telah berkembang dan harus dibatasi penerimaan transmigrannya. Bahkan yang berkembang adalah penduduk pulau Sumatera sekarang menjadi obyek yang akan mengikuti program transmigrasi. Hal ini sangat terasa dengan semakin tingginya kepadatan penduduk yang ditandai dengan semakin luasnya pembukaan wilayah hutan untuk pemukiman penduduk, untuk lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan dan juga untuk pembangunan sektor industri di pulau yang juga dikenal dengan nama pulau Andalas dan Swarna Dwipa ini.  Pemerintah harus segera merubah pola tujuan transmigrasi, agar pemerataan pembangunan dan kepadatan penduduk sesuai dengan tujuan transmigrasi dapat tercapai dengan maksimal dan efisien. Pulau-pulau terpencil mungkin bisa dijadikan alternatif tujuan program transmigrasi, walaupun alternatif ini akan lebih banyak memakan biaya operasional nantinya. Namun ini lebih baik daripada pemerintah memaksakan program transmigrasi untuk tetap dikirim ke pulau-pulau yang sama. 
Pemilihan lokasi transmigrasi juga harus  berdasarkan asas kelestarian lingkungan hidup (utamanya hutan). Dari perkembangan program transmigrasi nasional yang telah berlangsung semenjak pemerintahan orde lama, kita bisa melihat bahwa ada kesalahan dalam hal pemilihan lokasi transmigrasi. Kawasan konservasi yang merupakan penyangga kehidupan mahluk hidup, sebisa mungkin dijauhkan dari lokasi transmigrasi. Hal ini perlu diterapkan untuk menghindari kesalahan pengelolaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alam yang dapat menimbulkan bencana. 
Dari daerah-daerah asal tersebut di atas diutamakan daerah sebagai berikut :
a.       Kepadatan penduduknya lebih dan 1.000 jiwa/km2,
b.      Daerah kritis atau tandus yang akan dihijaukan,
c.       Penduduknya berpenghasilan sangat rendah,
d.      Daerahnya rawan terhadap bencana alam,
e.       Daerahnya akan digunakan untuk tempat pembangunan proyek-proyek penting, misalnya waduk.

Daerah tujuan transmigrasi :
a.       Pulau Sumatra, meliputi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, DI Aceh, dan Lampung. Sekarang Lampung menjadi daerah asal transmigrasi.
b.      Pulau Kalimantan, meliputi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
c.       Pulau Sulawesi, meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
d.      Pulau Irian, Maluku, NTB.

Syarat-syarat daerah yang menjadi tujuan transmigrasi :
a.       Tanahnya subur.
b.      Sumber pengairan dan sistem pengairan baik.
c.       Sarana transportasi baik.
d.      Kemungkinan pemasaran hasil produksi baik.
e.       Tersedianya sarana kesehatan dan pendidikan.
f.       Terdapat tanaman yang dapat dikembangkan.